Minggu, 25 November 2018

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN SET KESEMPATAN INVESTASI (Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)


PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN SET KESEMPATAN INVESTASI
(Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)

Mutiya Sakinah
Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Tangerang

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi terhadap kualitas laba. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen, yaitu kualitas laba. variabel independen, yaitu Ukuran Perusahan, Likuiditas dan Set Kesempatan Investasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas laba dengan nilai signifikansi 0,0863 > 0.05, likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba dengan nilai signifikansi 0,0406 < 0,05,  dan investment opportunity set berpengaruh positif terhadap kualitas laba dengan nilai signifikani 0,0164 < 0,05.

Kata kunci : ukuran perusahaan, likuiditas, set kesempatan investasi, kualitas laba



I.     PENDAHULUAN
            Penelitian ini untuk menguji dan menganalisis kualitas laba yang dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Laba merupakan salah satu bagian terpenting dari laporan keuangan yang banyak menjadi perhatian pihak eksternal, karena pihak eksternal terutama para investor cenderung akan memilih untuk berinvestasi pada suatu perusahaan yang memiliki nilai laba yang tinggi atau perusahaan yang mengalami peningkatan laba yang signifikan dari tahun ke tahun.
            Informasi laba tidak menjamin bahwa laba yang dihasilkan dari suatu perusahaan akan berkualitas. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kondisi ekonomi perusahaan dapat diragukan kualitasnya  dan dapat menyesatkan pihak pengguna laporan keuangan (Maya, 2015). Hal ini dapat terjadi karena adanya konflik keagenan (agency conflict) yang muncul sebagai akibat pemisahan antara kepemilikan perusahaan dan pengelolaan perusahaan yang menimbulkan adanya perbedaan kepentingan antara pihak agen (manajer perusahaan) dan pihak prinsipal (pemilik perusahaan).
                        Penman (2001) dalam Risdawati dan Subowo (2015) menyatakan bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya.  Informasi laba diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para investor, calon investor, kreditor, para analis keuangan dan pengguna informasi keuangan. Mengingat begitu pentingnya informasi laba, perusahaan haruslah meningkatkan kualitas  labanya.
            Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan karena semakin besar perusahaan maka semakin tinggi pula kelangsungan usaha dalam meningkatkan kinerja keuangan sehingga tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan (return) perusahaan kecil, sehingga tidak perlu melakukan praktek manipulasi laba (Dira dan Astika, 2014).
            Likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek menggunakan dana lancar yang tersedia. Jika suatu perusahaan memiliki kemampuan membayar hutang jangka pendeknya berarti perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik dalam memenuhi hutang lancarnya, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan praktik manipulasi laba (Warianto dan Rusiti, 2014).
            Set kesempatan investasi merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek yang memilki net present value positif diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar (Darabali dan Saitri, 2016).

Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas  dan set kesempatan investasi terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba?
2.      Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba?
3.      Apakah set kesempatan investasi berpengaruh terhadap kualitas laba?

Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.    Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.    Untuk mengetahui mengetahui pengaruh set kesempatan investasi terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

II.                KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kajian Teoritis
Teori agensi menyangkut dua pihak yaitu pihak agen dan prinsipal. Agen merupakan pihak yang mengelola perusahaan. Sebaliknya, pemilik perusahaan atau penyetor dana kepada perusahaan sering disebut dengan prinsipal. Hubungan kerja antara pihak prinsipal dengan agen bisa berpengaruh pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agen dan manajer lebih banyak mengetahui informasi tentang perusahaan dibandingkan prinsipal atau investor. Informasi asimetri ini terkadang dapat menimbulkan suatu konflik yaitu disebut konflik keagenan. (Manurung, 2012:61).
Terjadinya konflik keagenan tersebut disebabkan karena adanya pemisahan peran dan perbedaan kepentingan antara pihak agen dan prinsipal. Pihak agen akan mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dan melalakukan praktik manajemen laba. Sehingga informasi laba yang disajikan dalam laporan keuangan memiliki kualitas yang rendah (Bastian, 2006:213).

Teori Sinyal (Signalling theory)
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan (Brigham dan Houston, 2011:186).
Sawir (2004:117) mengungkapkan bahwa signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur).

Kualitas Laba
            Laba merupakan salah satu ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan. Laba akuntansi merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Pendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya adalah pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya (Suwardjono, 2014:455).
         Laba yang berkualitas merupakan laba yang memiliki tiga karakteristik sebagai berikut : 1) mampu mencerminkan kinerja operasi perusahaan saat ini dengan akurat, 2) mampu memberikan indikator yang baik mengenai kinerja perusahaan dimasa depan, dan 3) dapat menjadi ukuran yang baik untuk menilai kinerja perusahaan  (Tong dan Miso, 2011 dalam Warianto dan Rusiti, 2014).

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan  besar  atau  kecil  menurut  berbagai  cara,  antara  lain  dengan  ukuran pendapatan, total aaset, tenaga kerja dan total ekuitas (Sawir, 2004:101).
Perusahaan  yang lebih besar  kurang  memiliki  dorongan  untuk  melakukan  tindakan  oportunis  dibanding perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis  oleh  pihak  luar. Dengan demikian perusahaan besar melaporkan kondisinya lebih akurat. Hal ini disebabkan karena   semakin   besar   perusahaan, semakin kecil tindakan oportunis dengan manajemen. Tindakan  oportunis  yang  rendah menghasilkan laba yang berkualitas.

Likuiditas
          Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial yang segera dilunasi. Dengan demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewjiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Harjito dan Martono, 2014:455).

Set Kesempatan Investasi
            Istilah set kesempatan investasi dikenalkan pertama kali oleh Myers. Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Sadiah dan Priyadi (2015) menyatakan bahwa set kesempatan investasi merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.
            Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalam Fahlevi (2016) menyatakan bahwa proksi-proksi IOS dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: (1) Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. (2) Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. (3) Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aset.

Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini, sebagai berikut:
1.        Pengaruh Ukuran perusahaan Terhadap Kualitas Laba
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, rata-rata total aktiva dan kapitalisasi pasar (Basyaib, 2007 dalam Widayanti dkk, 2014). Perusahaan berskala besar akan cenderung lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuan mengakses kepada pihak (Susanto, 2011 dalam Risdawaty dan Subowo, 2015). Penilitian Paulina Warianto dan Ch. Rusiti tahun 2014 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba.

2.        Pengaruh Likuiditas Terhadap Kualitas Laba
Menurut Fahmi (2013:121) rasio likuiditas  adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimilikinya maka informasi laba yang dihasilkan perusahaan merupakan laba yang berkualitas atau laba yang sebenarnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusmuriyanto dan Agustina  (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H2 : Likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba.

3.        Set Kesempatan Investasi terhadap Kualitas Laba
          Set Kesempatan Investasi merupakan IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan (Pagalung, 2003 dalam Nurhanifah dan Jaya, 2014). Tinggi rendahnya nilai kesempatan investasi menggambarkan kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Pada saat kesempatan investasi menguntungkan, akan menunjukkan kemampuan menghasilkan laba yang tinggi.
          Penelitian yang dilakukan oleh Sadiah dan Priyadi (2015) menghasilkan kesimpulan bahwa set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Dengan demikian keterkaitan antara set kesempatan investasi dengan kualitas laba dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
H3 : Set kesempatan investasi berpengaruh terhadap kualitas laba.

III.   METODE PENELITIAN
            Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi berpengaruh terhadap kualitas laba.
            Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur melalui  nilai absolute discretionary accruals (DA) yang dihitung dengan cara menselisihkan total accruals (TA) dan nondiscretionary accruals (NDA) dan variabel independen dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Set Kesempatan Investasi.

Kualitas Laba
            Kualitas laba sebagai suatu ukuran untuk melihat apakah laba yang dilaporkan di laporan keuangan dapat mereflesikan kinerja perusahaan yang sebenarnya (Dechow dan Scrand, 2004 dalam Maya, 2015).
       Kualitas laba semakin tinggi jika mendekati perencanaan awal atau melebihi target dari rencana awal. Kualitas laba rendah karena dalam menyajikan laba tidak sesuai dengan laba sebenarnnya sehingga informasi yang di dapat dari laporan laba menjadi bias sehingga dampaknya menyesatkan kreditor dan investor dalam mengambil keputusan. (Paulus, 2012).

Ukuran Perusahaan
            Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur melalui logaritma total aset. Semakin besar angka logaritma dari total aset perusahaan menunjukkan bahwa semakin besar pula ukuran perusahaan atau aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Likuiditas
              Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang (Kusmuriyanto dan Agustina, 2014). Variabel ini diukur dengan Current Ratio.

Set Kesempatan Investasi
              Set Kesempatan Investasi adalah opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki net present value positif. Set Kesempatan Investasi menguraikan pengertian perusahaan yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (asset in place) dan opsi investasi masa depan. Proksi Investment Opportunity Set yang digunakan dalam penelitian ini adalah Market To Book Value Of Assets (MBVA).

Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.   Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah secara historis selama lima tahun yaitu tahun 2012 - 2016. Data diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui situs resmi www.idx.co.id. Penelitian ini juga, melakukan studi kepustakaan yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Metode Analisis Data
Analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh reponden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012:199). Tahapan analisis Data sebagai berikut:

Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2013:99) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Statistik deskriptif menjelaskan nilai minimum, maksimum, mean, dan deviasi standar.

Estimasi Regresi Data Panel
Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan time series. Dengan menggunakan data panel, maka dapat melihat fluktuasi keuntungan satu perusahaan pada periode tertentu dan perbedaan keuntungan beberapa perusahaan pada suatu waktu (Nahrowi dan Usman, 2006:310). Terdapat tiga model pendekatan estimasi yang biasa digunakan pada regresi data panel,yaitu:
a.    Common Effect Model
Model ini merupakan model yang paling sederhana karena menggabungkan data cross section dan data time series kedalam data panel sebagai  analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak dapat melihat perbedaan antar individu maupun rentang waktu .
b.      Fixed Effect Model
Fixed effect model adalah model regresi pada data panel yang didapatkan dengan asumsi bahwa unit cross section dan time series yang digunakan dalam model sudah diketahui terlebih dahulu. Fixed effect model adalah sama dengan regresi yang menggunakan dummy variabel.
c.    Random Effect Model
       Model ini disebut juga model komponen error. Sama seperti model efek tetap, model ini juga  memungkinkan terjadi perbedaan nilai parameter intersep dan koefisien berbeda antar daerah dan antar waktu, namun diekspresikan dalam error..

Teknik Pemilihan Model Regresi
Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk memilih model yang digunakan apakah sebaiknya menggunakan Common Effect Model (CEM) atau Fixed Effect Model (FEM).

Uji Hausman
Uji Hausman menurut Basuki dan Prawoto (2016:277) adalah pengujian statistik untuk memilih apakah Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effects Model (REM) yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel.

Uji Lagrange Multiplier
Menurut Basuki dan Prawoto (2016:277), untuk mengetahui apakah Random Effects Model (REM) lebih baik daripada metode Common Effect Model (CEM) digunakan uji lagrange multiplier (LM).

Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.(Ghozali dan Ratmono, 2013:77).

Uji Heterokedastisitas
Uji ini merupakan fenomena terjadinya perbedaan varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai varian dari variabel tak bebas meningkat sebagai meningkatnya varian dari variabel bebas maka varian dari variabel tak bebas adalah tidak sama.

Uji Hipotesis
Uji F
Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2011) dalam Yugusna, Fathoni, dan Haryono (2016), nilai statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam persamaan atau model regresi secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai signifikansi f < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan anatara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi f > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan Adjusted R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. (Nachrowi dan Usman, 2006:20).

Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing– masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai signifikansi t < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan anatara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi t > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel adalah gabungan antara data cross section dan data time series, dimana unit cross section yang sama diukur pada waktu yang berbeda. (Eksandy dan Heriyanto, 2017). Model persamaan dasar data panel yaitu:
Text Box: "DAit = a + β1SIZE + β2CR + β3IOS +εit " 
" " 
 


Dimana:
DA                  : Kualitas Laba
a                      : Konstanta
β1,β2,β3,β4     :Koefisien Regresi Variabel Independen
SIZE               : Ukuran Perusahaan
CR                   : Likuiditas
IOS                 : Set Kesempatan
  Investasi
ε                      : Koefisien Error

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kualitas laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi.
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif

DA
SIZE
CR
IOS
Mean
0,057226
12,57596
2,338260
2,102969
Median
0,041245
12,44067
2,010695
1,411950
Max
0,173700
13,96299
7,603870
7,237830
Min
0,001740
11,39750
0,997450
0,828750
Std. Dev
0,047546
0,682394
1,398144
1,455259
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa variabel dependen kualitas laba memiliki nilai minimum sebesar 0,001740, sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 0,173700. Nilai rata-rata dari kualitas laba adalah sebesar 0,057226, hal ini menunjukkan bahwa kualitas laba perusahaan sebesar 5.72% dengan standar deviasinya sebesar 0,047546.

Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk memilih model yang digunakan apakah sebaiknya  menggunakan Commen Effect Model (CEM)  atau Fixed Effect Model (FEM). Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil dari uji chow:
Tabel 2
Hasil Uji Chow

Test Hypothesis

Cross-section
    Time
Both








Breusch
-Pagan
  0.489625
 2.73E-05
 0.489653

   (0.4841)
 (0.9958)
(0.4841)

Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh Statistik cross-section chi square adalah 8,991031 dan nilai probabilitas cross-section chi square sebesar 0,4381 yang berarti bahwa nilai probabilitas cross-section chi square lebih besar dari tingkat signifikansi α 5% (0,4381 > 0,05). Maka H0 diterima, sehingga model panel yang digunakan adalah Common Effect Model.

Uji Hausman
Uji hausman dilakukan untuk memilih model apakah Random Effect Model (REM) atau  Fixed Effect Model (FEM) yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Berikut adalah tabel yang menunjukka hasil dari uji hausman:
Tabel 3
Hasil Uji Hausman
Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq.
 d.f.
Prob. 





Cross-section
 random
1.150846
3
0.7648
Berdasarkan tabel 3  terlihat bahwa nilai probabilitas (Prob.) cross-sectioan random  >  α (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa Random Effect Model (REM) lebih baik digunakan dibandingkan Fixed Effect Model (FEM).

Uji Lagrange Muliplier
Uji lagrange multiplier dilakukan untuk mengetahui apakah Random Effect Model (REM) atau Common Effect Model (CEM). Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil dari uji Lagrange Multiplier:
Tabel 4
Hasil Uji Lagrange Multiplier
Effects Test
Statistic  
d.f. 
   Prob. 










Cross-section F
0.809900
(9,37)
0.6102
Cross-section Chi-square
8.991031
     9
0.4381
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai cross-section Breusch-Pagan > α (0.05), maka Ho diterima, artinya Common Effect Model (CEM) lebih baik digunakan dalam mengestimasi regresi data panel dibandingkan random effect model (REM).
Berdasarkan hasil ke tiga pengujian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Model Regresi Data Panel yang akan digunakan adalah model Common Effect Model (CEM).

Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel
Common Effect Model (CEM)
Model ini meruapakan model yang paling sederhana. Dalam estimasinya diasumsikan bahwa setiap unit individu tidak memiliki perbedaan dimensi kerat waktu. Dengan kata lain, regresi data panel yang dihasilkan akan berlaku untuk setiap individu. Hasil perhitungan dengan menggunakan program Eviews 9.0, maka output dari regresi menggunakan Common Effect Model adalah sebagai berikut:

Tabel 5
Hasil Regresi Common Effect Model
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.










C
0.263439
0.119322
2.207794
0.0323
SIZE
-0.016442
0.009380
-1.752848
0.0863
CR
-0.012163
0.005773
-2.106896
0.0406
IOS
0.013793
0.005535
2.492144
0.0164










R-squared
0.170726
Mean dependent var
0.057226
Adjusted R-squared
0.116642
S.D. dependent var
0.047546
S.E. of regression
0.044687
Akaike info criterion
-3.301640
Sum squared resid
0.091860
Schwarz criterion
-3.148679
Log likelihood
86.54101
Hannan-Quinn criter.
-3.243392
F-statistic
3.156726
Durbin-Watson stat
2.094894
Prob(F-statistic)
0.033516



Sumber: Hasil output eviews 9

Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah kondisi adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Untuk meilihat ada atau tidak adanya multikolonieritas nilai correlation matrix dari semua variabel inpenden harus kurang dari 0.8. Berikut ini uji multikolinieritas dengan menggunakan correlation matrix:

Tabel 6
Hasil Uji Multikolinieritas

SIZE
CR
IOS
SIZE
 1.000000
-0.069253
-0.023182
CR
-0.069253
 1.000000
 0.609436
IOS
-0.023182
 0.609436
 1.000000
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa tidak ada masalah multikolinieritas. Hal ini dikarenakan nilai korelasi matriks (correlation matrix) dari semua variabel independen adalah kurang dari 0.8.

Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian salah satunya adalah menggunakan menggunakan cara dalam prosedur statistik dengan melihat cross-section dependence test. Berikut ini uji heteroskedastisitas dengan menggunakan cross-section dependence test:
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Test
Statistic  
d.f.  
Prob.  








Breusch-Pagan LM
54.34628
45
0.1603
Pesaran scaled LM
-0.068908

0.9451
Pesaran CD
-0.510803

0.6095
Berdasarkan tabel 7 diatas, dari hasil tersebut dapat dilihat nilai probabilitas Breusch-Pagan LM lebih besar dari α = 0,05 (5%). Hal ini mengindikasi bahwa data penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas. Maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Uji Hipotesis
Uji F
Uji F bertujuan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya, maka digunakan uji-f dengan cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Hipotesis uji F adalah sebagai berikut :
Tabel 8
Hasil Uji F
F-statistic
3.156726
Prob(F-statistic)
0.033516
            Berdasarkan tabel 8 diatas, hasil regresi dengan data panel menggunakan Common Effect Model (CEM) diperoleh nilai F-statistik sebesar 3,156726 dengan nilai probabilitas sebesar 0,033516,  pada tingkat keyakinan α = 5%, sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai df yaitu (2,81). Maka dapat dilihat bahwa F-statistik > F-tabel (3,156726 > 2.81) atau nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0,033516 < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan likuiditas dan set kesempatan investasi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laba.

Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Hal ini karena koefisien determinasi (adjusted R2) dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang di estimasi. Hasil pengujian koefisien determinasi (adjusted R2) sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Uji Adjusted R2
Adjusted R-squared
0.116642
Berdasarkan tabel 9 didapatkan koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,116642 atau 11.66%. Hal ini terlihat bahwa 11,66% kualitas laba dapat dijelaskan oleh variabel independen seperti ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi. Sedangkan 88,34% di jelaskan oleh variabel diluar variabel independen yang digunakan.

Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen (ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi) berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya (kualitas laba) yaitu dengan membandingkan masing-masing nilai t-statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima hipotesis. Pada tingkat keyakinan α = 5%. Hasil pengujian uji t sebagai berikut :
Tabel 10
Hasil Uji t Ukuran Perusahaan
t-statistic
-1.752848
Prob
0.0863
           Sumber: Hasil output eviews 9

Tabel 11
Hasil Uji t Likuiditas
t-statistic
-2.106896
Prob
0.0406
           Sumber: Hasil output eviews 9


Tabel 12
Hasil Uji t Set Kesempatan Investasi
t-statistic
2. 492144
Prob
0.0164
     Sumber: Hasil output eviews 9
Masing-masing pengujian secara parsial maka untuk hipotesis H2 dan H3 diterima. Sedangkan untuk hipotesis H1 ditolak.

Interpretasi Hasil
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Laba
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t sebesar (-1,752848) dengan nilai signifikansi sebesar 0,0863 (8.63%) di atas  nilai signifikansi 0,05 (5%). Dari hasil tersebut dapat diketahui ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Artinya hipotesis pertama (H1) penelitian ini ditolak.
Dari  penjelasan diatas dapat diartikan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba karena ukuran perusahaan bagi para investor dianggap belum tentu dapat menghasilkan kuntungan, bisa saja perusahaan tersebut memiliki hutang yang besar untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Sehingga para investor lebih memilih untuk melihat kondisi pasar perusahaan secara umum daripada melihat total asset perusahaan.

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kualitas Laba
Variabel likuiditas memiliki nilai t sebesar (-2,106896) dengan nilai signifikansi sebesar 0.0406 (4,06%) di bawah  nilai signifikansi 0,05 (5%). Dari hasil tersebut dapat diketahui likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang berarti hipotesis pertama (H2) penelitian ini diterima.
Likuiditas berhubungan dengan kepercayaan kreditor kepada perusahaan, artinya semakin tinggi likuiditas maka kepercayaan kreditor akan semakin tinggi juga. Dalam penelitian ini perusahaan kurang mampu dalam mengelola aktiva lancar semaksimal mungkin sehingga kinerja keuangan menjadi tidak baik. Dengan kinerja yang tidak baik, dapat mencerminkan kinerja manajemen yang akan berusaha untuk melakukan manipulasi laba guna mempercantik informasi laba dengan tujuan untuk menarik perhatian investor agar menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak negatif bagi investor sehingga akan terjadi ketidakseimbangan informasi dan informasi laba tidak menunjukkan informasi sebenarnya.

Pengaruh Set Kesempatan Investasi Terhadap Kualitas Laba
Variabel set kesempatan investasi memiliki nilai t sebesar (2. 492144) dengan nilai signifikansi sebesar 0.0164 (1,64%) di bawah  nilai signifikansi 0,05 (5%). Dari hasil tersebut dapat diketahui set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap kualitas laba yang berarti hipotesis pertama (H3) penelitian ini diterima.
Perusahaan dengan nilai set kesempatan investasi yang tinggi menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan cenderung melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka semakin membutuhkan dana eksternal. Apabila kondisi perusahaan baik maka manajemen akan memilih investasi baru yang diharapkan dapat memberikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan perusahaan. Perusahaan yang banyak melakukan investasi cenderung memiliki asset yang bertambah setiap waktu atau bertambah besar kekayaannya pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas laba perusahaan.

V.                KESIMPULAN,KETERBATASAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
                Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1.    Tidak terdapat pengaruh siginifikan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba dengan nilai signifikansi sebesar 0,0863 lebih besar dari 0,05 artinya ukuran perusahaan yang besar tidak selamanya dapat memberikan laba yang besar, sebaliknya perusahaan kecil dapat dimungkinkan memberikan laba yang tinggi.
2.    Terdapat pengaruh signifikan negatif likuiditas terhadap kualitas laba dengan nilai signifikani sebesar 0,0406 lebih kecil dari 0,05 artinya semakin besar likuiditas perusahaan maka akan semakin mengurangi kualitas laba sebesar 4,06%.
3.    Terdapat pengaruh signifikan positif set kesempatan investasi terhadap kualitas laba dengan nilai signifikani sebesar 0,0164 lebih kecil dari 0,05 artinya set kesempatan investasi yang tinggi akan mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi dengan memilih investasi yang menguntungkan.

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya sehingga diperoleh hasil yang lebih baik di masa yang akan datang, antara lain:
1.    Pemilihan variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap kualitas laba hanya melihat tiga faktor saja yaitu, ukuran perusahaan, likuiditas dan set kesempatan investasi. Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi kualitas laba.
2.    Penelitian ini hanya meneliti pada perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2016.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengujian dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi berbagai pihak yang terkait. Rekomendasi yang ingin penulis berikan adalah sebagai berikut:
1.    Bagi investor yang ingin melakukan investasi dalam bentuk saham hendaknya memperhatikan kondisi perusahaan yang sebenarnya menyangkut laba perusahaan.
2.    Bagi perusahaan hendaknya meningkatkan kinerja secara menyeluruh dalam segala aspek sehingga mengantisipasi faktor-faktor yang akan mempengaruhi kualitas laba di masa yang akan datang.
3.    Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah beberapa variabel lainnya yang diduga dapat mempengaruhi kualitas laba seperti umur perusahaan, profitabilitas, struktur modal, pertumbuhan laba dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2006. AKUNTANSI PENDIDIKAN. Erlangga:Jakarta.

Basuki, Agus Tri dan Nano Prawoto. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi Dan Bisnis: Dilengkapi Aplikasi Spss dan Eviews. PT Raja Grafindo Persada :Jakarta.

Darabali P, Meidayanthi dan Putu Wenny Saitri. Analisis Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba. Jurnal Riset Akuntansi Vol.6 No.1, 2016.


Dira K, Prawisantri dan Ida Bagus Putra Astika. Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, Pertumbuhan Laba dan Ukuran Perusahaan Pada Kualitas Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1: 64-78 ISSN: 2302-8556, 2014.

Eksandy, Arry dan Fredy Heriyanto. 2017. Modul Analisis Regresi Data Panel dan Regresi Logistik Data Panel Menggunakan Program Eviews. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Eungene F. Brigham dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga: Jakarta.

Fahlevi, Reza. Pengaruh Investment Opportunity Set, Voluntary Disclosure, Leverage Dan Liabilitas Terhadap Kualitas Laba. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2016.

Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. ALFABETA: Bandung.

Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika (Eviews 8). Semarang: Lembaga Penerbit Universitas Diponegoro.

Kusmuriyanto, Shanie Sukmawati dan Agustina, Linda. Pengaruh Struktur  Modal, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Dan Return On Asset Terhadap  Kualitas Laba. Accounting Analysis Journal, ISSN NO 2252-6765, 2014.


Manurung, Adler Haymans. 2012. TEORI KEUANGAN PERUSAHAAN. PT. Adler Manurung Press: Jakarta.

Martono dan Harjito, Agus. 2014. Manajemen Keuangan , edisi kedua, Ekonisia:Yogyakarta.

Maya. Analisis Pengaruh Leverage, Likuiditas, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Siklus Operasi, dan Volatilitas Penjualan Terhadap Kualitas Laba. Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

Nachrowi dan Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nurhanifah, Yoga Anisa dan Tresno Eka Jaya. Pengaruh Alokasi Pajak antar periode, Investment Opportunity Set dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 9 No.2, 2014.

Paulus, Cristian. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang, 2011.

Sadiah, Halimatus dan Priyadi, Naswar Patuh. Pengaruh Leverage, Likuiditas,  Size, Pertumbuhan Laba, Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap  Kualitas Laba. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No.5. 2015.

Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Cetakan Ketiga, ALFABETA: Bandung.


Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi  ketiga, BPFE: Yogyakarta.

Warianto, Paulina dan Rusiti, CH. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Likuiditas dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Kualitas Laba. Modus Vol.26 (1) : 19-32, ISSN NO  0852-1875. 2014.

Widayanti, Chusnulia Aryanditha , Vestari Mekani dan Farida, Dessy Noor.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika  Ekonomi & Bisnis Vol. 11 No.1, 2014.

Yugusna, Indra, Azis Fathoni, Andi Tri Haryono. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja dan Kedisiplinan Karyawan (Studi Empiris pada Perusahaan SPBU 44.501.29 Randu Garut Semarang). Journal Of Management, Vol. 2 No.2, 2016.